Tidak ada perayaan Natal tanpa pohon Natal. Inilah yang saat ini
dirayakan oleh orang-orang kafir dari golongan Kristen setiap tanggal
25 Desember. Padahal, sebagaimana dapat dibaca dari buku-buku sejarah,
perayaan Natal dan pohon Natal sudah ada semenjak zaman dahulu kala,
jauh sebelum Yesus dilahirkan. Perayaan Natal ini sesungguhnya
merupakan tradisi lama dari para penganut penyembah berhala.
Barulah pada abad keempat Masehi perayaan Natal ini diadopsi menjadi
perayaan kelahiran Yesus oleh orang-orang kafir Kristen. Padahal,
bukan saja tidak mungkin Yesus dilahirkan pada tanggal 25 Desember,
akan tetapi, tanggal 25 Desember itu sendiri diyakini sebagai tanggal
lahirnya para berhala (tuhan-tuhan buatan manusia) yang disembah oleh
orang-orang kafir pada masa jauh sebelum Yesus.
Secara tegas, Alkitab/Bibel mengutuk keras perayaan Natal dan pohon
Natal, berikut petikan ayat-ayatnya:
Yeremia 10:2-4:
"Beginilah firman Tuhan: "Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah
langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di
langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang
disegani bangsa-bangsa adalah kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon
kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh
tangan tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak, orang
memperkuatnya dengan paku dan palu supaya jangan goyang."
Jadi, Alkitab/Bibel sendiri dengan tegas mengutuk keras pembuatan
pohon Natal. Mengapa umat Kristen yang mengklaim Alkitab sebagai
pedoman hidupnya malah justru menodai firman Tuhannya sendiri?